Membayar Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib merupakan ibadah yang sudah sepatutnya dilaksanakan bagi setiap pemeluk agama, tidak terkecuali apapun agamanya. Contohnya bagi pemeluk agama Islam contohnya ada Zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari penghasilan, demikian juga bagi pemeluk agama Kristen ada kewajiban membayar perpuluhan (10%) dari penghasilan yang diterima. Khabar gembiranya adalah bahwa pembayaran Sumbangan Keagamaanyang Sifatnya Wajib tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh) yang akan dilaporkan pada SPT Tahunan PPh. Agar pembayaran Sumbangan Keagamaan yang sifatnya Wajib tersebut dapat dikurangkan maka harus terdapat bukti pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang dikeluarkan oleh penerima zakat atau sumbangan keagamaan.
Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi:
zakat yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan Pemerintah.
Wajib Pajak yang melakukan pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib, wajib melampirkan fotokopi bukti pembayaran pada Surat Pemberitahuan (SPT) ahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak dilakukannya pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
dapat berupa bukti pembayaran secara langsung atau melalui transfer rekening bank, atau pembayaran melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) , dan
Nama badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah; dan
Tanda tangan petugas badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah, di bukti pembayaran, apabila pembayaran secara langsung; atau
Validasi petugas bank pada bukti pembayaran apabila pembayaran melalui transfer rekening bank.
Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto apabila:
tidak dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada badan amil zakat; lembaga amil zaka ; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah; dan/atau
bukti pembayarannya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud di atas.
Pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan dalam Tahun Pajak dibayarkan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tersebut. Dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan, zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dilaporkan untuk menentukan penghasilan neto.
Ketentuan di atas diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor-6/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011.
Membayar Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib merupakan ibadah yang sudah sepatutnya dilaksanakan bagi setiap pemeluk agama, tidak terkecuali apapun agamanya. Contohnya bagi pemeluk agama Islam contohnya ada Zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari penghasilan, demikian juga bagi pemeluk agama Kristen ada kewajiban membayar perpuluhan (10%) dari penghasilan yang diterima. Khabar gembiranya adalah bahwa pembayaran Sumbangan Keagamaanyang Sifatnya Wajib tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh) yang akan dilaporkan pada SPT Tahunan PPh. Agar pembayaran Sumbangan Keagamaan yang sifatnya Wajib tersebut dapat dikurangkan maka harus terdapat bukti pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang dikeluarkan oleh penerima zakat atau sumbangan keagamaan.
Jenis Zakat atau Sumbangan keagamaan
Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi:
zakat yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan Pemerintah.
Bukti Pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan
Wajib Pajak yang melakukan pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib, wajib melampirkan fotokopi bukti pembayaran pada Surat Pemberitahuan (SPT) ahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak dilakukannya pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
Bukti pembayaran dapat berupa:
dapat berupa bukti pembayaran secara langsung atau melalui transfer rekening bank, atau pembayaran melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) , dan
paling sedikit memuat:
Nama lengkap Wajib Pajak dan t omor F’okok Wajib Pajak (NPWP) pembayar;
Jumlah pembayaran;
Tanggal pembayaran;
Nama badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah; dan
Tanda tangan petugas badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah, di bukti pembayaran, apabila pembayaran secara langsung; atau
Validasi petugas bank pada bukti pembayaran apabila pembayaran melalui transfer rekening bank.
Zakat atau sumbangan keagamaan Bukan Sebagai Pengurang Penghasilan Bruto
Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto apabila:
tidak dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada badan amil zakat; lembaga amil zaka ; atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan Pemerintah; dan/atau
bukti pembayarannya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud di atas.
Pelaporan Zakat atau sumbangan keagamaan pada SPT Tahunan PPh
Pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan dalam Tahun Pajak dibayarkan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tersebut. Dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan, zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dilaporkan untuk menentukan penghasilan neto.
Ketentuan di atas diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor-6/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011.
Belum ada tanggapan untuk "Bukti Pembayaran Zakat atau Sumbangan Keagamaan pada SPT Tahunan PPh"
Post a Comment