Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu
jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa
tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam
teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.
Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6
bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”. Gurunya hanya menjawab singkat
“Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan” Ia
tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus
itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun
yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya
dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia
menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan
mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia
lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final.
Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil
memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi
pertarungannya, sang anak bertanya kembali ,
“Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu
jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti
ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
“Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah
unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu
mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan
& kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu
teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan
mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah
jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus
& teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok
bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo,
satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya
merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak
sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg
memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal2 yang mustahil ia lakukan
dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara
adalah orang2 yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil
menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.
Alkisah, di sebuah kota kecil di Jepang, terdapat
seorang anak yg lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri
judo, dan sudah mengikuti latihan di sebuah dojo.
Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu
jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa
tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam
teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.
Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6
bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”. Gurunya hanya menjawab singkat
“Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan” Ia
tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus
itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun
yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya
dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia
menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan
mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia
lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final.
Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil
memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi
pertarungannya, sang anak bertanya kembali ,
“Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu
jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti
ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei tersenyum & berkata;
“Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah
unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu
mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan
& kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu
teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan
mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah
jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus
& teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok
bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo,
satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya
merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak
sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg
memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal2 yang mustahil ia lakukan
dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara
adalah orang2 yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil
menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.
Belum ada tanggapan untuk "Kekuatan atau Kelemahan"
Post a Comment