Sekedar
informasi kepada yang membutuhkan, dan hal ini merupakan pengalaman
pribadi saya akan kejadian yang menimpa anak saya beberapa saat yang
lalu. Mungkin hal ini banyak yang tidak memperhatikan tapi bagi saya
perlu untuk diperhatikan bagi kita semua orang tua terhadap buah hati
kita. Yaitu tentang ASMA. Sepele mungkin bagi yang tidak pernah dan
belum mengalami, tapi menjadi penting bagi kita.
Dulu
saya menganggap ASMA adalah hal sepele bagi kita atau anak kita, tetapi
ternyata hal yang sangat berbahaya bagi saya atau bagi orang lain yang
pernah mengalami.
Menurut
saya ASMA bukanlah penyakit paru atau saluran pernafasan yang biasa
atau sepele, tetapi adalah penyakit yang menjadi berbahaya jika kita
tidak tahu atau tidak memperhatikan dengan betul gejala-gejala yang
memicu munculnya ASMA pada kita atau anak kita. Mungkin di seluruh dunia
penyakit ini ada, kota dan desa saya kira sama saja kejadiannya.
Dan
sepengetahuan saya penyakit ini tidak menular karena merupakan penyakit
bawaan atau genetika yang ditutunkan langsung pada anak atau bisa baru
muncul pada cucu atau keturunan berikutnya.
Secara
klinis atau penelitian medis penyakit ini lebih sering dialami pada
anak atau usia dini walau tak sedikit orang dewasa/ tua juga
mengalaminya. Gejalanya bermacam-macam sehingga jarang sekali yang
terdiaknosis atau salah diagnosis. Seperti yang terjadi pada anak saya.
Dulu
sewaktu masih balita, saya memeriksakan anak saya pada tiga tempat
medis yang menurut saya tempat tersebut sangat bagus, tetapi tak satupun
bisa mendeteksi kondisi anak saya yang sebenarnya. Awalnya hal tersebut
saya lakukan karena kondisi anak saya yang sulit bertambah berat
badan/gemuk padahal asupan makan cukup bahkan lebih menurut kadar gizi,
maupun kebutuhan bagi anak balita. Dan nafsu makan anak sayapun
terbilang bagus, susu formula sebagai tambahanpun kami berikan, tapi tak
bisa membuat perubahan. Hal atau jawaban yang saya dapat dari beberapa
tempat tersebut adalah bahwa anak saya sehat, tidak gemuk atau berat
badan pertambahan lambat karena terlalu energik. Saya percaya saja
karena yang mengatakan adalah ahli dibidangnya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Saat
usia 2 tahun, pada suatu ketika anak saya bermain dan tersengat ulat
bulu. Badannya gatal-gatal karena bengkak, dan juga sesak nafas.
Akhirnya saya bawa ke suatu klinik kesehatan. Di sana diberi obat gatal.
Saya menanyakan hal sesak nafasnya, dan jawabannya bahwa itu hanya
alergi saja. Namun apa yang kemudian terjadi? Sampai di rumah anak saya
kesulitan bernafas hingga membuat gempar seisi rumah. Batuk saja berat
seperti tidak keluar. Akhirnya saya larikan ke sebuah rumah sakit. Dan
seorang dokter mengatakan anak saya positif ASMA. Saya kaget. Karena
dulu-dulu beberapa tempat mengatakan anak saya sehat tetapi kenyataannya
anak saya positif asma. Anak saya pun harus dilonggarkan saluran
nafasnya dengan nebulizer baru kemudian diberi oksigen.
Hal
yang saya ketahui dari dokter yang mengobati anak saya tentang asama
adalah bahwa asama merupakan penyakit keturunan tetapi juga bisa karena
infeksi saluran pernafasan akibat lingkungan yang berudara kotor dan
lain-lain.
Tanda-tanda Asma :
- Batuk mengi
- Berkeringat cukup banyak saat tidur malam pada anak (walau dingin)
- Perkembangan tubuh anak lambat atau kurang, sulit gemuk, dada tipis.
- Alergi makanan, udara dingin (gatal dan bengkak biasanya)
- Gampang lelah dan berkeringat saat beraktivitas/bermain.
Faktor-faktor Pencetus Asma pada anak :
- Faktor Emosi , dimana gangguan emosi pada anak bisa menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
- Faktor
Alergi/Imunologis. Hal ini paling sering sekali dialami anak atau
orang dewasa dan merupakan hal atau tanda yang paling nyata pada
penderita asma.
- Faktor Non Alergi, seperti polusi udara, zat-zat yang mengiritasi, infeksi virus.
Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan terhadap anak anda yang menderita ASMA yaitu :
- Jangan
memberi makanan seperti kacang-kacangan, makanan goring/berminyak,
minuman dingin dan es, minuman bersoda ataupun yang berkola.
- Jauhkan
anak dari debu kasur, bantal,selimut, mainan berdebu, dan lainnya
termasuk lantai berdebu. Usahakan menjauhkan anak saat menyapu
ataupun membersihkan perabot rumah.
- Jauhkan
dari zat-zat beriritasi seperti minyak wangi, parfum semprot, asap
rokok, obat nyamuk baker, udara kotor dari knalpot motor/mobil,
dan zat-zat lain yang berbau menyengat.
- Usahakan agar anak anda tidak beraktivitas yang berlebihan seperti bermain berlari-larian terlalu lama.
Usaha pencegahan pada anak penderita maupun yang belum atau tidak menderita asma :
- Berikan asi eksklusif pada anak anda untuk memberikan kekebalan dan efek imunologis pada anak.
- Orang tua harus menghindari rokok terutama bagi ibu (jangan merokok)
- Mencegah
terjadinya sesitisasi pada anak meskipun factor turunan adalah
penting tetapi factor lingkungan juga perlu diperhatikan seperti
pada hal-hal yang bisa menyebabkan atau pencetus asma, teruitama
pada ibu hamil dan ibu yang sedang menyusui.
- Mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan dan akibatnya.
- Melakukan tindakan pencegahan pada anak yang telah menderita asma.
- Menghindari hal-hal atau factor pencetus asma.
- Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi serangan asma.
Demikian
hal-hal yang saya ungkapkan tentang asma, hanya sedikit tetapi semua
itu saya lakukan karena saya telah mengalami sendiri betapa sedihnya
mempunyai anak yang menderita asma. Pengalaman saya ini sekiranya bisa
bermanfaat bagi segenap pembaca dan menjadi perhatian penting terhadap
anak. Anak adalah asset bagi kita. Anak adalah harta kita.
……………………………
Belum ada tanggapan untuk "ASMA"
Post a Comment