Pernah mendengar sukses atau tidak itu adalah pilihan? Ya tentu saja pernah, kata-kata ini memang sangat mudah diucapkan, tapi banyak sekali yang tidak mengindahkan kata- kata ini. Kenapa hal ini sangat susah untuk dijadikan pondasi berpikir kita, hal ini selalu saja dilawankan dengan yang namanya luck, itu tidak disangkal even di salah satu buku yang saya baca ”Good to Great” semua pemimpin-pemimpin dunia yang masuk ke dalam level 5 yaitu ”good to great leader” sering merendahkan diri dan berkata : ”bahwa saya sukses karena angin selalu mendorong saya untuk maju dan menjadi lebih baik”. Tidak ada salah satu dari kita yang sanggup menyangkal pendapat ini, tapi buat apa kita memikirkan nasib yang memang kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Oleh karena itu marilah kita berbuat yang bisa kita lakukan dan jangan pernah menyerah untuk merubah keadaan kita.
Pernah suatu ketika saya ngobrol dengan salah satu mahasiswa pasca sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Sebuah cerita yang sangat menarik yang saya harap dapat menjadi pembelajaran. Dalam cerita ini menunjukkan bahwa keunggulan hati dapat menghancurkan tebing yang mungkin yang secara logika tidak akan mungkin di lewatkan. Andi seorang teman yang saya ajak berdiskusi selalu berusaha untuk berpikir positif terhadap apa yang dihadapinya, sampai pada suatu waktu di mana dia menghadapi satu kondisi harus menyelesaikan studinya yang telah di jalaninya selama dua setengah tahun di pasca sarjana tersebut dan bila ini tidak terselesaikan maka sia-sialah apa yang telah dia lakukan untuk meraih gelas pasca sarjananya.
Sudah lama Andi merintis thesis yang dia buat ini kurang lebih sudah memakan waktu lima bulanan. Namun apa yang terjadi pekerjaan Andi selama lima bulan tersebut hancur dalam waktu satu hari, dimana sang dosen pembimbing mengatakan bahwa ada kesalahan metode pembahasan masalah, dan dengan gampangnya sang dosen berkata bahwa semua yang telah dilakukannya harus dirubah, lebih gawatnya pembatalan itu terjadi dua minggu sebelum batas akhir pengumpulan thesis. Kejadian ini menghantarkan Andi pada suatu keadaan yang mungkin tidak semua orang bisa menghadapinya, dia harus merubah semua thesisnya karena adanya kesalahan pemahaman antara Andi dan dosennya, hal ini mungkin yang sering kita sebut sebagai takdir. Keadaan ini membuat dia sangat shock terhadap apa yang terjadi dengan dirinya lalu dia bercerita bahwa sekarang dia sangat tergoda untuk menyerah dan membiarkan thesisnya untuk terbengkalai dan mengakui bahwa dia telah gagal untuk menyelesaikan studinya.
Namun kegalauan ini tidak berlalu lama keesokan harinya di pagi hari pada saat merenungi nasibnya Andi memotivasi dirinya sendiri dan teringat dengan dua pepatah yang merebounds dia dari kehancuran yaitu bahwa ”kesuksesan itu adalah pilihan” dan ”masalah itu ada tapi bukan itu yang penting, yang penting adalah bagaimana kita menghadapi masalah”, what a good statement he had, dengan bermodalkan dua statement itu Andi berusaha bangkit untuk membangun kembali pundi pundi pendidikannya yang sedang hancur, and then apa yang terjadi untuk membangun kembali ini Andi di sela-sela kegiatannya sebagai pegawai dan usaha sampingan yang juga sedang dia rintis, harus merelakan waktunya untuk dalam dua minggu menyelesaikan thesis yang sudah harus di kumpulkan, and then dia berkata: ”only god and me that can solve the problem”.
Lalu dia pun mulai usahanya untuk membaca dan melihat hal apa yang bisa dia jadikan sebagai bahan thesisnya, sudah hampir setengah dari perpustakaan dan thesis-thesis telah dibacanya namun tidak ada satupun ide yang bisa dia dapat, and time goes by satu minggu telah berlalu dan dia belum menghasilkan satu lembarpun tulisan yang akan menghiasi thesis yang akan dia ajukan.
Keesokan harinya dia kembali berangkat kekampus untuk kembali menjelajahi thesis thesis seniornya yang mungkin masih bisa dijadikan referensi Namun seperti hari hari sebelumnya dia tidak berhasil mendapatkan materi yang menarik, namun ditengah kelelahan dan tekanan yang sebegitu luar biasanya.
Rupanya Tuhan memberikan sedikit semangat yang kadang hanya kita yang bisa menafsirkannya entah petunjuk itu untuk dijadikan semangat baru atau sebaliknya malah menjadi boomerang buat kita. Apa yang terjadi Andi ditegur oleh salah satu teman kuliahnya yang sedang mengumpulkan thesisnya, setelah dia berkeluh kesah sang teman kemudian memberikan advice Andi untuk berbicara dengan temannya yang memiliki banyak materi dan sangat baik hati untuk membantu. What a good help yang dia dapat hari itu namun bukan hanya hal baik itu saja yang terjadi pada Andi. Pada saat yang bersamaan pada waktu makan siang dia mendapatkan juga satu pukulan dari temannya yang kebetulan sudah lulus, mereka menertawakan kegilaan Andi yang ingin mengelarkan dalam satu minggu.
Pendapat tinggal pendapat malah apa yang didapat oleh kedua temannya tadi menjadikannya jauh lebih kuat dan semakin bersyukur bahwa dia sedang dipacu. Apa yang terjadi dia mengikuti pendapat temannya itu untuk menemui teman yang banyak memiliki artikel menarik. Dalam pertemuan itu Andi dan sang teman berdiskusi tentang apa yang hendak mereka buat, sampai pada suatu titik sang teman berkata:
”Ya sudah saya bimbing kamu untuk menyelesaikan thesis ini, tapi saya butuh kamu harus siap bekerja 24 jam untuk mengejar dead line kamu”, lalu si Andi berkata kalau memang waktu disiapkan 36 jam maka dia akan menghabiskan seluruh waktu dia untuk mengejar targetnya.
Minggu yang sangat berat itu pun dimulai Andi, di mana dia harus melakukan cuti mendadak di kantornya dan full selama satu minggu mengerjaka thesisnya, ini bukannya hal yang mudah dalam pengerjaanya banyak sekali hal yang membuat Andi tertekan dan depresi untuk menyelesaikannya. Beberapa kendala Andi untuk menyelesaikan ini adalah dia belum menguasai sekali data yang saya miliki dan belum mengerti cara mengolahnya ditambah dengan seperti di kejar kejar waktu satu hal yang paling membuat dia bermasalah dengan hal ini adalah ketidaksabaran sang teman menghadapi dia.
Hal ini membuat dia depresi, dalam masa satu minggu itu kelambatan dia untuk memahami pembuatan thesis itu membuat dia beberapa kali mendapati dirinya di bodoh-bodohin oleh teman dia, dan menyatakan bahwa : ”Udah kamu nggak usah dateng lagi kemari kalau masih goblok...... ..”
Pada saat mendengar itu dunia seakan runtuh di depan Andi, dan dia berkata bahwa dia harus menyelesaikan dan berjuang untuk sukses yang dia inginkan. Hinaan tadi dijadikan Andi sebagai tantangan dirinya yang semakin besar untuk tetap berusaha menyelesaikan thesisnya tersebut.
Hari demi hari dilalui Andi dari kampusnya di Depok, rumah temannya yang di Ciputat dan rumah sang dosen di Kelapa Gading menjadi lahapannya, namun berkat kerja keras dan mental bajanya akhirnya tepat dua jam sebelum penutupan penerimaan Andi akhirnya dapat menyelesaikan thesisnya.
What a lovely story bukan? Banyak dari kita terlalu cepat menyerah dengan keadaan yang menimpa kita dan kembali dengan satu kata kambing hitam nasib, kalau saja si Andi dari cerita di atas menyerah dan pasrah pada keadaannya, maka akan lain kejadiannya sekarang. Dia tidak akan tegak membicarakn keberhasilannya yang telah dia capai. Ingat! bahwa kita tidak pernah tahu rencana Tuhan terhadap kita maka janganlah berburuk sangka terhadap Tuhan, orang lain terlebih kepada diri kita. Tetaplah menjadi orang-orang yang semangat dan berjuang.
Lakukan yang terbaik yang bisa anda lakukan dan biar Tuhan yang menggerakkan tangan-tangan ajaibnya kepada anda.
Jangan pernah kita mengalah kepada keadaan yang ada dan menimpa kita. Teruslah membangun hati yang kuat dan berpikir positif. Selama kita berpikir positif dengan keadaan kita maka sekeliling kita akan merespon kita dengan positif.
Dodi
Founder & Moderator Berani Gagal
d_loebiz@yahoo. com
Baca Juga
Pernah mendengar sukses atau tidak itu adalah pilihan? Ya tentu saja pernah, kata-kata ini memang sangat mudah diucapkan, tapi banyak sekali yang tidak mengindahkan kata- kata ini. Kenapa hal ini sangat susah untuk dijadikan pondasi berpikir kita, hal ini selalu saja dilawankan dengan yang namanya luck, itu tidak disangkal even di salah satu buku yang saya baca ”Good to Great” semua pemimpin-pemimpin dunia yang masuk ke dalam level 5 yaitu ”good to great leader” sering merendahkan diri dan berkata : ”bahwa saya sukses karena angin selalu mendorong saya untuk maju dan menjadi lebih baik”. Tidak ada salah satu dari kita yang sanggup menyangkal pendapat ini, tapi buat apa kita memikirkan nasib yang memang kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Oleh karena itu marilah kita berbuat yang bisa kita lakukan dan jangan pernah menyerah untuk merubah keadaan kita.
Pernah suatu ketika saya ngobrol dengan salah satu mahasiswa pasca sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Sebuah cerita yang sangat menarik yang saya harap dapat menjadi pembelajaran. Dalam cerita ini menunjukkan bahwa keunggulan hati dapat menghancurkan tebing yang mungkin yang secara logika tidak akan mungkin di lewatkan. Andi seorang teman yang saya ajak berdiskusi selalu berusaha untuk berpikir positif terhadap apa yang dihadapinya, sampai pada suatu waktu di mana dia menghadapi satu kondisi harus menyelesaikan studinya yang telah di jalaninya selama dua setengah tahun di pasca sarjana tersebut dan bila ini tidak terselesaikan maka sia-sialah apa yang telah dia lakukan untuk meraih gelas pasca sarjananya.
Sudah lama Andi merintis thesis yang dia buat ini kurang lebih sudah memakan waktu lima bulanan. Namun apa yang terjadi pekerjaan Andi selama lima bulan tersebut hancur dalam waktu satu hari, dimana sang dosen pembimbing mengatakan bahwa ada kesalahan metode pembahasan masalah, dan dengan gampangnya sang dosen berkata bahwa semua yang telah dilakukannya harus dirubah, lebih gawatnya pembatalan itu terjadi dua minggu sebelum batas akhir pengumpulan thesis. Kejadian ini menghantarkan Andi pada suatu keadaan yang mungkin tidak semua orang bisa menghadapinya, dia harus merubah semua thesisnya karena adanya kesalahan pemahaman antara Andi dan dosennya, hal ini mungkin yang sering kita sebut sebagai takdir. Keadaan ini membuat dia sangat shock terhadap apa yang terjadi dengan dirinya lalu dia bercerita bahwa sekarang dia sangat tergoda untuk menyerah dan membiarkan thesisnya untuk terbengkalai dan mengakui bahwa dia telah gagal untuk menyelesaikan studinya.
Namun kegalauan ini tidak berlalu lama keesokan harinya di pagi hari pada saat merenungi nasibnya Andi memotivasi dirinya sendiri dan teringat dengan dua pepatah yang merebounds dia dari kehancuran yaitu bahwa ”kesuksesan itu adalah pilihan” dan ”masalah itu ada tapi bukan itu yang penting, yang penting adalah bagaimana kita menghadapi masalah”, what a good statement he had, dengan bermodalkan dua statement itu Andi berusaha bangkit untuk membangun kembali pundi pundi pendidikannya yang sedang hancur, and then apa yang terjadi untuk membangun kembali ini Andi di sela-sela kegiatannya sebagai pegawai dan usaha sampingan yang juga sedang dia rintis, harus merelakan waktunya untuk dalam dua minggu menyelesaikan thesis yang sudah harus di kumpulkan, and then dia berkata: ”only god and me that can solve the problem”.
Lalu dia pun mulai usahanya untuk membaca dan melihat hal apa yang bisa dia jadikan sebagai bahan thesisnya, sudah hampir setengah dari perpustakaan dan thesis-thesis telah dibacanya namun tidak ada satupun ide yang bisa dia dapat, and time goes by satu minggu telah berlalu dan dia belum menghasilkan satu lembarpun tulisan yang akan menghiasi thesis yang akan dia ajukan.
Keesokan harinya dia kembali berangkat kekampus untuk kembali menjelajahi thesis thesis seniornya yang mungkin masih bisa dijadikan referensi Namun seperti hari hari sebelumnya dia tidak berhasil mendapatkan materi yang menarik, namun ditengah kelelahan dan tekanan yang sebegitu luar biasanya.
Rupanya Tuhan memberikan sedikit semangat yang kadang hanya kita yang bisa menafsirkannya entah petunjuk itu untuk dijadikan semangat baru atau sebaliknya malah menjadi boomerang buat kita. Apa yang terjadi Andi ditegur oleh salah satu teman kuliahnya yang sedang mengumpulkan thesisnya, setelah dia berkeluh kesah sang teman kemudian memberikan advice Andi untuk berbicara dengan temannya yang memiliki banyak materi dan sangat baik hati untuk membantu. What a good help yang dia dapat hari itu namun bukan hanya hal baik itu saja yang terjadi pada Andi. Pada saat yang bersamaan pada waktu makan siang dia mendapatkan juga satu pukulan dari temannya yang kebetulan sudah lulus, mereka menertawakan kegilaan Andi yang ingin mengelarkan dalam satu minggu.
Pendapat tinggal pendapat malah apa yang didapat oleh kedua temannya tadi menjadikannya jauh lebih kuat dan semakin bersyukur bahwa dia sedang dipacu. Apa yang terjadi dia mengikuti pendapat temannya itu untuk menemui teman yang banyak memiliki artikel menarik. Dalam pertemuan itu Andi dan sang teman berdiskusi tentang apa yang hendak mereka buat, sampai pada suatu titik sang teman berkata:
”Ya sudah saya bimbing kamu untuk menyelesaikan thesis ini, tapi saya butuh kamu harus siap bekerja 24 jam untuk mengejar dead line kamu”, lalu si Andi berkata kalau memang waktu disiapkan 36 jam maka dia akan menghabiskan seluruh waktu dia untuk mengejar targetnya.
Minggu yang sangat berat itu pun dimulai Andi, di mana dia harus melakukan cuti mendadak di kantornya dan full selama satu minggu mengerjaka thesisnya, ini bukannya hal yang mudah dalam pengerjaanya banyak sekali hal yang membuat Andi tertekan dan depresi untuk menyelesaikannya. Beberapa kendala Andi untuk menyelesaikan ini adalah dia belum menguasai sekali data yang saya miliki dan belum mengerti cara mengolahnya ditambah dengan seperti di kejar kejar waktu satu hal yang paling membuat dia bermasalah dengan hal ini adalah ketidaksabaran sang teman menghadapi dia.
Hal ini membuat dia depresi, dalam masa satu minggu itu kelambatan dia untuk memahami pembuatan thesis itu membuat dia beberapa kali mendapati dirinya di bodoh-bodohin oleh teman dia, dan menyatakan bahwa : ”Udah kamu nggak usah dateng lagi kemari kalau masih goblok...... ..”
Pada saat mendengar itu dunia seakan runtuh di depan Andi, dan dia berkata bahwa dia harus menyelesaikan dan berjuang untuk sukses yang dia inginkan. Hinaan tadi dijadikan Andi sebagai tantangan dirinya yang semakin besar untuk tetap berusaha menyelesaikan thesisnya tersebut.
Hari demi hari dilalui Andi dari kampusnya di Depok, rumah temannya yang di Ciputat dan rumah sang dosen di Kelapa Gading menjadi lahapannya, namun berkat kerja keras dan mental bajanya akhirnya tepat dua jam sebelum penutupan penerimaan Andi akhirnya dapat menyelesaikan thesisnya.
What a lovely story bukan? Banyak dari kita terlalu cepat menyerah dengan keadaan yang menimpa kita dan kembali dengan satu kata kambing hitam nasib, kalau saja si Andi dari cerita di atas menyerah dan pasrah pada keadaannya, maka akan lain kejadiannya sekarang. Dia tidak akan tegak membicarakn keberhasilannya yang telah dia capai. Ingat! bahwa kita tidak pernah tahu rencana Tuhan terhadap kita maka janganlah berburuk sangka terhadap Tuhan, orang lain terlebih kepada diri kita. Tetaplah menjadi orang-orang yang semangat dan berjuang.
Lakukan yang terbaik yang bisa anda lakukan dan biar Tuhan yang menggerakkan tangan-tangan ajaibnya kepada anda.
Jangan pernah kita mengalah kepada keadaan yang ada dan menimpa kita. Teruslah membangun hati yang kuat dan berpikir positif. Selama kita berpikir positif dengan keadaan kita maka sekeliling kita akan merespon kita dengan positif.
Dodi
Founder & Moderator Berani Gagal
d_loebiz@yahoo. com
Belum ada tanggapan untuk "JANGAN MENYERAH"
Post a Comment